Masyarakat ikut berpartisipasi |
daerah di seluruh nusantara. Aksi peduli sampah dengan memungut sampah dan membersihkan lingkungan ini merupakan upaya masyarakat Indonesia mewujudkan Indonesia #BebasSampah2020.
Tanggal 21 Februari ditetapkan menjadi Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) sebagai pengingat akan kenangan kelam tragedi longsornya gunungan sampah di TPA Leuwigajah yang menimpa perkampungan warga Cilimus dan Pojok, Jawa Barat pada tahun 2005 silam dan menewaskan ratusan korban.
Aksi peduli sampah di Jogja ini dilangsungkan dari pukul 06.00 hingga 11.00 WIB. Adapun komunitas yang ikut bersinergi antara lain KOPHI Yogya, IMTLI Regional 3, ISYF, FPPL, BSS, Sobat Bumi, TWSE, Butik Daur Ulang dan Green Pack.
Aksi bertajuk ‘Bergerak dari Jogja untuk Indonesia #BebasSampah2020’ ini merupakan gerakan positif anak muda Yogyakarta. Dengan persiapan hanya sekitar 10 hari, komunitas-komunitas muda peduli lingkungan di kota pelajar ini dapat berkolaborasi dan sukses beraksi. Tidak hanya memungut dan memilah sampah di lokasi, panitia juga melakukan kampanye diet kantong plastik dengan membagikan sejumlah tote bag kepada masyarakat untuk mengurangi sampah.
Kholik, salah satu pengurus YfCC DIY menyatakan bahwa kolaborasi komunitas-komunitas ini mempermudah pencapaian target dari gerakan #BebasSampah2020.
“Pemuda sudah seharusnya bergerak bersama mengatasi permasalahan sampah ini, karena dengan bergerak bersama dan gotong-royong akan lebih mudah. Semoga kegiatan bersama ini tetap dilaksanakan tahun depan. Bagaimana pun ini adalah kontribusi nyata pemuda untuk lingkungan,” katanya.
Menukarkan kantong plastik masyarakat dengan tote bag |
HPSN ada jelas bukan bermaksud agar kita hanya peduli sampah pada tanggal 21 Februari saja. Justru HPSN adalah penggerak bagi hari-hari biasa lainnya. Satu hari dalam setahun, kita beraksi bersama untuk mengingatkan bahwa kita tidak sendiri memimpikan dan mewujudkan Indonesia bebas sampah, dan lebih dari itu mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Tidak ada hal baik yang mustahil untuk diwujudkan. (Ina)
Assalamualaikum
BalasHapussenang sekali saya bisa menulis kisah nyata kami
dan berbagi kepada teman-teman disini.
Meski hidup dalam keprihatinan, karena hanya mengandalkan penghasilan dari jual gorengan, namun rumah tangga kami terbilang harmonis. Jika berselisih paham, kami selalu menempuh jalan musyawarah. Hal itu wajib kami terapkan untuk menutupi aib dan segala bentuk kekurangan yang ada dalam rumah tangga kami agar tidak terdengar oleh orang luar. Karena begitulah pesan dari para orang tua kami.
Hari demi hari aku habiskan hanya untuk bekerja dan bekerja. Hal itu aku lakukan, selain sadar akan tanggung jawabku sebagai orang tua , juga ingin menggapai harapan dan cita cita. Yah, mungkin dengan begitu ekonomi keluargaku dapat berubah dan aku bisa menyisihkan sedikit uang penghasilanku itu untuk masa depan anak-anakku dikemudian hari. Namun semua itu menjadi sirna.
Selanjutnya kami pun melangkah untuk mencobanya minta bantuan melalui dana gaib tanpa tumbal,alhamdulillah dalam proses 1 hari 1 malam kami bisa menbuktikan.
Jalan ini akan mengubah kemiskinan menjadi limpahan kekayaan secara halal dan tidak merugikan orang lain.
Alhamdulillah semoga atas bantuan ki witjaksono terbalaskan melebihi rasa syukur kami,
saat ini karna bantuan aki sangat berarti bagi keluarga kami.
Bagi saudara-saudaraku yg butuh pertolongan silahkan hubungi
Ki Witjaksono di:0852-2223-1459
Supaya lebih jelas kunjungi blog
~~KLIK DISINI~~